TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Sebuah Usaha {2}



Sebuah Usaha {2}

0"Tapi—"     
0

"Aku memperingatkanmu karena aku peduli. Aroma wangimu membuat semua iblis ingin memakanmu. Apa kau tak sadar itu, Nona? Jika kau terus berada di sini maka, para iblis lapar yang ada di dalam sana akan keluar dan menjadikanmu mangsa dan kau akan mati di sini dengan cara bodoh!" sentak iblis wanita itu lagi. Tapi, Liu Anqier agaknya keras kepala, dia sama sekali tak menggubris ucapan dari iblis wanita tersebut. Hingga pada akhirnya, apa yang dikatakan oleh iblis wanita itu benar adanya, gerombolan iblis yang ada di dalam Desa pengasingan itu pun keluar semua.     

Liu Anqier tampak bersiap, dia bahkan sudah menggenggam pedangnya dengan penuh semangat. Dia sama sekali tak merasa takut, sebab tujuanya kesini memang tidak untuk berbuat hal yang buruk, dia hanya ingin singgah dan melihat, barangkali ada yang bisa dia bantu untuk desa perasingan ini. Namun nyatanya, penduduknya seolah tak peduli dengan apa yang dia ucapkan sama sekali.     

Liu Anqier tampak terpaku dengan puluhan iblis yang datang dan langsung menyerbunya. Dengan segera, dia menghentakkan kakinya di tanah, tubuhnya langsung melayang dengan sempurna. Pedang yang sedari tadi ada di dalam selongsongan pun kini dia hunus, kemudian dia langsung berdiri di tanah dengan memasang kuda-kuda dan meletakkan pedang tepat di depannya.     

"Serang!!!"     

Prang!! Prang!!     

Liu Anqier berusaha untuk menahan setiap serangan dari para iblis itu. kuku-kuku iblis yang tajam tampak menggetarkan pedangnya. Dia tidak menyangka jika para iblis di perasingan ini adalah iblis terkuat yang pernah ada. Bahkan kekuatannya menandingi para prajurit dengan kekuatan tertinggi sekalipun, atau bahkan malah seperti kekuatan dari Wu Chong Ye yang mampu membuatnya kuwalahan. Bagaimana tidak, kekuatan Wu Chong Ye adalah kekuatan nyaris menyamai kekuatan dari Jiang Kang Hua Sang Panglima Perang kerajaan iblis. Akan menjadi suatu hal yang mengerikan jika sampai dia terus diserang dengan membabi buta seperti ini.     

"Sudah kubilang kalau mereka adalah iblis-iblis paling mengerikan di sini. Apa kau keras kepala untuk itu, Nona?" teriak dari iblis wanita tersebut. Sekarang Liu Anqier pun agaknya tahu, jika iblis wanita tadi bukan berniat untuk menyakitinya atau pun membencinya. Namun malah berusaha untuk memperingatkannya. Ya, dia baru sadar akan hal itu.     

Prang!!!     

Liu Anqier dipukul mundur, bahkan bekas kakinya yang mundur ke belakang tampak nyata di tanah. Dia tak bisa berkonsentrasi, hingga akhirnya dia terdiam sejenak dan mengeluarkan tenaga dalamnya, memukul para iblis dengan tenaga dalan, hingga para tenaga dalam yang ada di sana terpukul mundur.     

Liu Anqier kembali memasang kuda-kuda hingga ada seorang sosok yang membuat Liu Anqier terdiam.     

Ya, dia hanya satu, bukan… tapi empat! Iblis-iblis tersebut seolah seperti para pendekar terkuat istana, bahkan sosok dan auranya mirip seperti Panglima Perang istana. Liu Anqier benar-benar tidak menyangka jika hal itu akan terjadi.     

Liu Anqier kembali ingat jika ini adalah tempat perasingan, di mana tempat para pengkhianat kerajaan diasingkan. Tidak menutup kemungkinan jika semua yang ada di sini adalah pembuangan dari pada petinggi istana beserta keluarganya yang dianggap berkhianat.     

"Siapa kamu sampai lancang sekali datang ke tempat perasingan ini!" bentak salah satu iblis yang memiliki aura sangat kuat tersebut. Dia lantas menghadang iblis lainnya untuk menyerang Liu Anqier.     

"Maafkkan aku, Tuan…," kata Liu Anqier sambil memberi hormat kepada para iblis tersebut. "Aku sama sekali tidak berniat membuat rusuh di sini. Aku baru saja masuk ke dalam gerbang iblis ini, hendak menuju Ibu Kota. Tapi aku melihat Desa perasingan ini. karena aku ingin datang barangkali ada sesuatu yang bisa kubantu jadi aku memutuskan untuk masuk. Bahkan, Nyonya ini sudah berkali-kali memperingatkanku tapi aku cukup keras kepala untuk itu. sekali lagi, maafkan aku," jelas Liu Anqier kemudian.     

Iblis laki-laki itu diam sejenak kemudian dia memandang Liu Anqier dengan mata batinnya.     

"Nona, kau tak seharusnya gegabah di alam iblis ini. kau tahu jika dirimu adalah sasaran paling empuk di sini. Auramu benar-benar sangat wangi dan putih. Kau ini manusia atau apa? Sebab aku tak pernah tahu ada manusia yang memiliki aura unik sepertimu," kata iblis laki-laki itu.     

Liu Anqier tampak kaget dengan ucapan dari iblis laki-laki itu, dia kemudian baru sadar jika auranya memang terlalu mencolok di sini. Ya, aura yang membuat Wu Chong Ye begitu bernafsu untuk memburunya.     

"Maaf, aku sama sekali tidak tahu itu akan terjadi. maafkan aku, Tuan," kata Liu Anqier pada akhirnya.     

Iblis laki-laki itu kembali menghela napas panjang, kemudian dia seolah menyuruh empat rekannya untuk menenangkan para iblis yang lainnya untuk tenang, membawa mereka masuk ke dalam pondok mereka masing-masing.     

"Tidak masalah jika kau tak tahu tentang hal itu, sekarang ikutlah denganku," kata laki-laki iblis itu.     

Agaknya mendengar ajakan dari laki-laki itu tak langsung membuat Liu Anqier bergegas pergi. Dia memiliki pemikirannya sendiri yang cukup membuat dia takut. Ya, dia takut kalau ini hanyalah siasat untuk memangsanya. Itulah yang ada di dalam otak Liu Anqier sekarang ini.     

"Tenanglah, Nona. Aku tidak akan pernah memangsamu. Aku cukup tahu, meski kau memiliki aura yang diminati para iblis, akan tetapi kau juga memiliki aura yang ditakuti para iblis. Aura langit yang bisa membuat iblis… musnah," kata iblis laki-laki itu lagi.     

Liu Anqier hanya bisa tersenyum getir. Kemudian dia menganggukkan kepalanya juga. ya, dia tahu. aura langit yang dimaksud adalah separuh intisari milik Chen Liao Xuan. Dan Liu Anqier entah harus bersyukur atau berduka dengan hal itu sekarang. setidaknya, fakta jika dia memiliki separuh intisari itu dan membuat iblis tertinggi tahu dan gentar adalah hal yang bisa menyelamatkan jiwanya.     

Liu Anqier pun akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam salah satu pondok yang ada di sana. Dia kemudian menebarkan pandangannya pada pondok tersebut. Tidak ada apa-apa, bentuknya seperti pavilion namun lebih usang dari pada itu. hanya dibangun sekadarnya, dan ada sebuah meja bulat, beserta empat kursi bulat yang mengelilingi meja tersebut.     

"Kami tak memiliki minuman untuk manusia. Yang kami miliki hanyalah darah hewan liar saja. Jadi, kau tak usah tersinggung, jika kami tidak menyuguhimu apa pun," jelas iblis laki-laki itu.     

Liu Anqier tampak tersenyum, kemudian dia menganggukkan kepalanya dengan mimik wajah riang yang sangat kentara.     

"Aku sama sekali tidak keberatan, Tuan. Sebab aku juga membawa bekal dari alam manusia yang dibuatkan oleh ibuku. Terlebih juga, aku pernah berada di sini cukup lama. Jadi, sedikit banyak aku paham dengan kondisi yang ada di sini sekarang,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.